Menjelang penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah Ke 47 bergaung di ruang publik istilah Islam Berkemajuan.
Secara historis istilah itu berasal dari KHA Dahlan pada awal Abad XX ketika menasihati murid-muridnya untuk terus bersekolah sampai menjadi doker, insinyur, dan mister (in de rechten) dengan singkatan Mr. (sekarang Sarjana Hukum) dan kelak setelah lulus kembali kepada Muhammadiyah (1) . Beliau berkata, “Dadiyo wong Islam sing berkemajuan” – Jadilah orang Islam yang berkemajuan.
Latar belakangnya ialah pada masa itu yang menjadi Dokter, Insinyur, dan Mr. adalah orang-orang Belanda atau kalangan pribumi kelas atas yang disebut Priyayi. Pemikiran KHA Dahlan tersebut sebuah pandangan untuk mengangkat derajat umat dan bangsa dari isolasi peran yang terdiskriminasi oleh kolonialisme.
neraka. Hampir tidak ada yang bicara masalah pendidikan dan kemajuan umat dalam berbagai bidang kehidupan.
Maka kalimat pendek dan sederhana, Islam Berkemajuan, merupakan sebuah abstraksi I’adat al Islam – إِعَادَةُ الْإِسْلاَمِ (mengembalikan peran Islam) dalam membangun peradabab manusia yang meredup selama lima abad terakhir (3) .
Popularisasi kembali istilah Islam Berkemajuan – دِيْنُ الْحَضَرَةِ merupakan penjabaran dari tujuan Muhammadiyah, masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dalam bahasa sederhana dan bersahabat di tengah derasnya pemberitaan mengenai radikalisme yang diatasnaakan Islam.
Hal tersebut penting karena banyak pihak memiliki persepsi sendiri-sendiri tentang Islam. Ada yang melihat Islam sebagai peradaban masa lalu; menghambat kemajuan, komunitas yang menekankan kepada sektarianisme dan radikalisme.
Posting Komentar