Dalam uraian Zhawahir al Afkar tentang Wawasan Kebangsaan dan Kemanusiaan disebutkan tentang sikap Muhammadiyah dalam menghadapi perkembangan kemanusiaan universal (8).

Maka misi Muhammadiyah ialah mengembangkan Wawasan Keislaman yang bersifat Kosmopolitanisme[1]
1.       Kosmopolitanisme Islam yang dikembangkan Muhammadiyah dapat menjadi jembatan bagi kepentingan pengembangan dialog Islam dan Barat serta dialog antar peradaban dalam membentuk tatanan baru yang memerlukan dalog, kerjasama, aliansi, dan koeksistensi antar peradaban yang diperlukan dalam membentuk global ethic (etika global) dan global wisdom (kearifan global) yang dapat membimbing, mengarahkan, dan memimpin dunia menuju peradaban yang lebih tercerahkan.
2.       Bersamaan dengan itu Muhammadiyah memandang bahwa peradaban global dituntut untuk berdialog dengan kebudayaan-kebudayaan setempat agar peradaban umat manusia semesta tidak terjebak pada kolonisasi budaya sebagaimana pernah terjadi dalam kolonialisme masa lampau yang menyengsarakan kehidupan bangsa-bangsa.
Globalisasi dan multikulturalisme tidak membawa hegemoni kolonialisme baru yang membunuh potensi kehidupan lokal, tetapi sebaliknya mau berdialog dan mampu memberi ruang kebudayaan untuk tumbuhnya local genius (kecerdasan lokal) dan local wisdom (kearifan lokal) yang menjadi pilar penting bagi kelangsungan peradaban manusia.

STRATEGI
Strategi yang dipakai Muhammadiyah  ialah  al jihad li al muwajahah –  Ø£َÙ„ْجِÙ‡َادُ Ù„ِÙ„ْÙ…ُÙˆَاجَÙ‡َØ©ِ yang artinya perjuangan menghadapi sesuatu dalam wujud memberikan jawaban alternatif yang terbaik untuk mewujudkan kehidupan yang lebih utama bukan al jihad li al muaradlah –  Ø£َÙ„ْجِÙ‡َادُ Ù„ِلمُعَارَضَØ©ِ yang artinya perjuangan melawan sesuatu.

Muhammadiyah berpendirian bahwa jihad adalah badl al juhdبَدْÙ„ُ الْجُÙ‡ْد yaitu ikhtiar mengerahkan segala kemampuan yang tidak menggunakan kekerasan, konflik, dan permusuhan.

Demikian kurang lebihnya ikhtisar  Islam Berkemajuan ditinjau dari histori, dasar, visi, misi, strategi dengan merangkum berbagai dokumen Persyarikatan dan pandangan para ulama serta cendekiawan Muhammadiyah.



[1] Kosmopolitanisme merupakan kesadaran tentang kesatuan masyarakat dunia dan umat manusia yang melampaui sekat-sekat etnik, golonga, kebangsaan, dan agama (8).

Posting Komentar